Rabu, 17 Oktober 2012

Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku

       Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda. Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama: gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembap. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.
       
     Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari.
  

1. Ciri – ciri tumbuhan paku
     
       Memiliki 4 struktur penting,yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril)yang terdapat disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium , kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi.

(a) Struktur tubuh

     1) Akar


         Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel akarnya sendiri.

     2) Batang
         
                Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimbang , mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang bebrapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon /paku tiang yang oanjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang misalnya: Alsophilla dan cyathea.



      3) Daun 

         Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda . berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang daun.

a) Mikrofil
    Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun.

b) Mikrofil
    Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
1. Tropofil : Merupakan daun yang khusus untuk fotosintesis.
2. Sporofil : Daun ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil.


Ditinjau dari macam spora yang dihasilkan , tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga golongan seperti berikut ini.

a) Paku Homospora (isospora) : Menghasilkan satu jenis spora , misalnya Lycopodium (paku kawat).
b) Paku Heterospora  : Menghasilkan dua jenis spora yanhg berlainan; yaitu mikrospora berkelamin jantan dan makrospora (mega spora) berkelamin betina, misalnya : Marsilea (semanggi), Selaginella (paku rane).
c) Paku Peralihan  : Paku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya, satu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

(b) Habitat

       Habiatanya didarat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah , tepi pantai , lereng gunung , 350 meter diatas permukaan laut terutama didaerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit(menempel) pada tumbuhan lain.

(c) Reproduksi

       Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).
      Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora.
      Reproduksi secara seksual (generative)melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat – alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum).sepertihalnya tumbuhan lumut , tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan).

(d) Peranan tumbuhan paku dalam kehidupan manusia.


      Dibawah ini adalah beberapa tumbuhan paku yang bermanfaat bagi manusia diantaranya adalah;

1. Dipelihara sebagai tanaman hias, misalnya paku tanduk rusa (platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium sp), suplir (Adiantum sp) dan paku rane (selaginella sp)
2. Penghasil obat – obatan misalnya: Aspidium sp, Dryopteris filix mas, dan Lycopodium clavatum. 3. Sebagai sayuran , misalnya semanggi (marsilea crenata) dan pteridium aqualium
4. Sebagai bahan pupuk hijau , misalnya azolla piƱata,
5. Sebagai salah satu bahan dalam pembuatan karangan bunga, misalnya Lycopodium cernuum.
6. Tumbuhan paku lebih maju dari pada lumut karena sporofit tumbuhan paku memiliki :
    a. Sistem transportasi (xylem dan floem) yang berkembang dengan baik.
    b. Kutikula dan stoma tahan air yang mengontrol kekurangan air.
    c. Adanya akar, batang dan daun.

2. Kalsifikasi

      Dibagi menjadi 4 subdivisi, yaitu psilophyta, Lycophyta, Sphenophyta dan Pterophyta.

'1) Psilophyta

     Merupakan tumbuhan paku sederhana dan hanya memiliki dua genera, contoh yang sudah dikenal adalah Psilotum sp. Yang tersebar luas didaerah tropic dan subtropik.

2) Lycophyta


    Lycodium sp dapat menghasilkan spora tunggal yang akan berkembang menjadi gametofit biseksual yang memiliki organ jantan maupun betina. 

Sellaginella sp merupakan tanaman heterospora, karena dapat menghasilkan dua jenis spora . spora yang berukuran besar disebut megaspore, yaitu merupakan gamet betina yang akan membentuk arkegonia. Spora yang berukuran kecil disebut mikrospora yang akan membentuk gamet jantan atau anteridia.

3) Sphenophyta

     Sering disebut paku ekor kuda . peristiwa meiosis pada tumbuhan ini terjadi dalam sporangia dan akan menghasilkan spora haploid. Gametofit yang berkembang dari spora berukuran sangat kecil , tetapi dapat melakukan fotosintesis dan hidup secara bebas.

4) Pterodophyta

    Banyak terdapat dihutan subtropis maupuan didaerah tropis . paku pterophyta mempunyai daun – daun yang lebih besar dibandingkan divisi lainnya .
  

  Ada 2 jenis daun yaitu negafil dan mikrofil, megafil mempunyai sistem percabangan pembuluh , sdangkan mikrofil adalah daun yang tumbuh dari batang yang mengandung untaian tunggal jaringan pengangkut.


Contohnya marsilea crenata dan asplenium nidus
Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda
Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembap. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari at

A. Ciri-ciri tumbuhan paku 


Ciri tumbuhan paku meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh, ukuran dan bentuk tubuh
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.

Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit

Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.

Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.
Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit

Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.

Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).
                

Tumbuhan paku sudah mempunyai akar, batang dan daun yang sejati, tetapi semua tumbuhan paku tidak berbunga dan berkembangbiak dengan spora. Tumbuhan paku dapat tumbuh di mana-mana, seperti pada tanah, pada pohon sebagai epifit, di dalam air, tempat-tempat teduh serta di tempat-tempat basah.

Ciri-ciri tumbuhan paku:
- Telah terlihat adanya bagian-bagian akar, batang dan daun.
- Berkembangbiak dengan spora.
- Tidak berbunga.
- Mengalami pergiliran keturunan.

Siklus hidup tumbuhan paku
- Spora jatuh di tempat yang basah atau lembab menjadi prothallium yang mengeluarkan rhizoide.
- Prothalium membentuk archegonium yang menghasilkan ovum (sel telur) dan antheridium yang 
   menghasilkan spermatozoida.
- Spermatozoida membuahi sel telur terbentuk zygote.
- Zygote tumbuh menjadi tumbuhan paku liar.

Tumbuhan paku dibagi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu sebagai berikut:
a. Paku ekor kuda (equisetinae).
    Paku ekor kuda tumbuh di tempat-tempat basah yang letaknya agak tinggi dari permukaan air. Batangnya   
    mengandung zat kersik dan abunya dapat dijadikan bahan penggosok. Batang paku ekor kuda juga dapat 
   digunakan sebagai bahan obat-obatan.
b. Paku kawat atau paku rambut (lycopodiinae).

    Contoh-contoh paku kawat:

     - Lycopodium cernuum: digunakan sebagai hiasan dalam karangan bunga.
   - Lycopodium clavatum: sporanya menghasilkan bahan-bahan untuk membalut pil dan batangnya      
      merupakan bahan obat-obatan.
   - Selaginella wildenwoii: paku rane.
c. Paku benar (eilicinae).

    Ciri-cirinya:
    - Berdaun lebar dengan susunan tulang yang jelas.
    - Daun subur (fertil) dan daun mandul (steril) sama bentuknya.
    - Paku benar banyak digunakan sebagai tanaman hias.

    Paku benar dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:
    a. Paku darat
        Contoh-contoh paku darat:
        - Alsophila glauca (paku tiang)
        - Platycerium biforcatum (paku tanduk rusa)
        - Adiantum cuneatum (suplir)
        - Asplenium nidus (paku sarang burung)

b. Paku air
    Contoh-contoh paku air:
     - Marsilea crenata (semanggi)
     - Salvinia natans (paku sampan)
     - Azolla pinnata

Tumbuhan Lumut


      Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.

      Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum.

Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

a. Siklus Hidup
     Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofi.
Struktur tubuh:
  • Batang tegak
  • Batang bercabang-cabang
  • Berdaun kecil-kecil
contoh:
  • polytricum
  • sphagnum

1. Ciri – Ciri Tubuh

     a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.

     b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan   
      gametangiumnya(anteredium ,maupun arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan 
      yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
  c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda – beda, jika 
      batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut:


       1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid  epidermis.
       2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks.
       3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk   mengangkut air    
           dan garam – garam mineral (makanan).
           Jadi, pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem.


  d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel.   Sel –se l 
       daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
   e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar.
   f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat 
      tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral (makanan). 
   g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
       1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
       2. Seta atau tangki.
       3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan      
           kotak spora.
       4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
       5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.

2. Reproduksi


      Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
 1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut    
     perut, bagian yang sempit disebut leher.
 2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri   
     dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.



       Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenes. Jika anteredium dan arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).

'

3. Klasifikasi

      Digolongkan menjadi dua kelas , namun berdasarkan penelitian terbaru maka lumut dibagi menjadi tiga kelas yaitu music, hepaticeae, dan anthoceroraceae.

a. Lumut daun / music


    Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.

b. Lumut hati (hepaticeae)

    Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.

c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)

    Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.

4. Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia

      Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia , tetpai ada spesies tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia polymorpha. Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus sphagnum dapat digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.

Laporan Praktikum Sel Epitelium


ALat dan Bahan :     1.  mikroskop cahaya, 
                                  2. gelas benda (kaca preparat)
                                              3. gelas penutup (kaca penutup)
4. pipet 
                        5. tusuk gigi / spatula
                    6. kertas isap
                    7. larutan biru metilen
                   8. kapas
                                  9. larutan alkohol 70%

 Cara Kerja :  

1. Bersihkan tusuk gigi dengan alkohol 70%. 
2. Dengan menggunakan tusuk gigi, koreklah secara perlahan lapisan permukaan dinding bagian dalam mulut sampai epitelium terbawa pada ujung tusuk gigi.
3. Letakkan hasil korekan tadi di atas gelas benda dan ratakan.
4. tetesi dengan larutan biru metilen pada gelas benda yaitu di atas sel epitelium hasil korekan.
5. tutup dengan gelas penutup.


Diskusi
1.     Apa saja bagian-bagian sel epitelium yang dapat Anda amati?
2.     Dari gambar yang telah Anda buat, coba
jelaskan bentuk dan struktur sel epitelium.
3.     Dapatkah kalian mengamati nukleus sel pipi pada percobaan tersebut?
4.     Menurut Anda, apa fungsi dari bagian-bagian
sel epitelium tersebut?
5.     Jelaskan persamaan dan perbedaan yang terdapat pada sel bawang dengan sel mukosa pipi!




Hasil pengamatan 

Bergantung pada cara kerja, pewarnaan, dan kualitas mikroskop,
Epithel pipi, pewarnaan metilen blue, 100x. Tampak inti di tengah sel berwarna biru dan organel sel tidak tampak.

Epithel pipi, pewarnaan metilen blue, 400x. Tampak inti di tengah sel berwarna biru dan organel sel tampak sebagai granula biru (bintik-bintik)

Epithel pipi, tanpa pewarnaan, 600x. Tampak inti di tengah sel dan organel sel tampak sebagai granula (bintik-bintik)

Jawaban pertanyaan
1.     Sel epitelium rongga mulut merupakan epitelium pipih berlapis banyak. Sel ini tidak memiliki dinding sel nyata, tetapi memiliki membran sel. Pada bagian tengah sel terlihat adanya inti sel serta terdapat cairan sitoplasma.
2.     Bentukya pipih dan tipis seperti sisik (squamosa) dan terdapat nukleus di tengah.
3.     Dapat. Inti sel tampak berupa bulatan kecil di tengah sel berwarna biru karena pewarnaan metilen blue.
Persamaan
1.      Pada pengamatan sel bawang merah dan sel mukosa pipi yang tampak jelas adalah inti sel.
2.      Organel sel tidak dapat teramati dengan jelas
Perbedaan
3.      Sel bawang merah adalah sel tumbuhan, sel mukosa pipi adalah sel hewan
4.      Pada pengamatan sel bawang merah tampak jelas inti sel dan dinding sel. Sedangkan pengamatan sel mukosa pipi tampak jelas inti sel dan membran sel.
4.     membran sel yang berfungsi memberi bentuk pada sel.  









Perbedaan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil


Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Akarnya

Tumbuhan Dikotil :
·          Akar tersusun dalam akar tunggang yang kokoh.
·         Ujung akar tidak diliputi oleh selaput pelindung.
Tumbuhan Monokotil :
·         Akar tersusun dalam akar serabut yang kurang kokoh.
·         Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung yang masing-masing disebut koleorhiza dan koleoptil.

Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Kambiumnya

Tumbuhan Dikotil :
·          Akar dan batang berkambium sehingga dapat mengadakan pertumbuhan membesar dan melebar serta
meninggi.
Tumbuhan Monokotil :
·         Akar dan batang tidak berkambium sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar yang ada hanyalah pertumbuhan meninggi.

Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Batangnya

Tumbuhan Dikotil :
·         Batang bercabang-cabang.
Tumbuhan Monokotil :
·         Batang tidak bercabang-cabang.


Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Struktur Daunnya

Tumbuhan Dikotil :
·         Pertulangan daun menyirip atau menjari.
Tumbuhan Monokotil :
·         Pertulangan daun sejajar atau melengkung.

Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari Bijinya

Tumbuhan Dikotil : 
·          Biji yang berkecambah berbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping dua).
Tumbuhan Monokotil :
·          Biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak membelah (biji berkeping satu).