Sel-sel kelamin jantan (sel sperma)
dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari
tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma
berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium
untuk membuahi ovum.
Ovum yang
terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap
kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada
bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora
tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan
gametofit baru.
a. Siklus
Hidup
Kebanyakan
dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid, beberapa
kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik yang
sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom
(haploid, beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode
siklus hidup lumut secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada
sporofi.
Struktur
tubuh:
- Batang
tegak
- Batang
bercabang-cabang
- Berdaun
kecil-kecil
contoh:
- polytricum
- sphagnum
1. Ciri – Ciri Tubuh
a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel
yang terdiri dari selulosa.
b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk
susunan
gametangiumnya(anteredium ,maupun
arkegonium)terutama susunan arkegoniumnya, mempunyai susunan
yang khas yang
sering kita jumpai pada tumbuhan paku(pteridophyta).
c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda
– beda, jika
batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai
berikut:
1. Selapis sel kulit, beberapa
sel diantaranya memanjangmembentuk rizoid – rizoid epidermis.
2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa
lapisan sel dinamakan korteks.
3. Silinder pusat terdiri dari sel – sel parenkimatik
yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air
dan garam – garam
mineral (makanan).
Jadi, pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun
xylem.
d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu
tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel –se l
daun kecil ,
sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala.
e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar.
f. Rizoid tampak seperti rambut / benang – benang , berfungsi sebagai akar
untuk melekat pada tempat
tumbuhnya dan menyerap air serta garam –garam mineral
(makanan).
g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas:
1. Vaginula , kaki yang
diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. Seta atau tangki.
3. Apofisis,
yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan
kotak spora.
4. Kaliptra atau tudung
berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
5. Kolumela, jaringan yang
tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora.
2. Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian
antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid
yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk
gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam
gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut:
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang
bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut
perut, bagian yang
sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang
berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri
dari selapis sel sel
yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Reproduksi aseksual dan seksual
berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut
metagenes. Jika anteredium dan arkegonium berada dalam
satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam
satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah
dua (diesis).
'
3. Klasifikasi
Digolongkan menjadi dua
kelas , namun berdasarkan penelitian terbaru maka lumut dibagi menjadi
tiga kelas yaitu music, hepaticeae, dan anthoceroraceae.
a. Lumut daun / music
Lumut daun banyak terdapat ditempat –
tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar yang disebut rizoid dan
struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada
gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria,
pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
b. Lumut hati (hepaticeae)
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus
sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan
lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut
alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu
memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara
aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok
dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan
porella.
c. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Mempunyai gametofit lumut hati;
perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang
yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas
tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh
lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
4. Manfaat tumbuhan lumut bagi manusia
Tumbuhan lumut tidak
berperan langsung dalam kehidupan manusia , tetpai ada spesies tertentu yang
dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia
polymorpha. Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus sphagnum dapat
digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar