SEL EPITEL
RONGGA MULUT
Istilah
epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang
berarti nipple atau punting.
Penggunaan
istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran
sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang
tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak
terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga
digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian
embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke
dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.
Epitel dalam
arti luas dikelompokan menjadi :
1. Jaringan
yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau
melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat
digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.
2. Jaringan
epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan
epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan
sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses
ini biasanya disertai proses makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya
ditampung di dalam sel dalam vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut
granul sekresi.
Asal Epitel
Epitel dapat berkembang dari
ketiga lapis embrional. Epitel yang melapisi kulit, mulut, hidung, dan anus
berasal dari ektoderm. Pelapis sistem pernapasan, saluran cerna, dan kelenjar
dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati) berasal dari endoderm. Epitel
lainnya (misalnya, endotel pelapis pembuluh darah) berasal dari mesoderm. Pada
umumnya mesoderm ini akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Epitel yang
berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada dua macam yaitu :
1.
Endothelium
Endotel
merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah,
jantung dan pembuluh limfe.
2.
Mesothelium
Mesotel
merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang menutupi
beberapa organ tertentu seperti yang melapisi peritoneum, pleura, dan
pericardium.
Fungsi umum
membran epitel :
1. Proteksi
Sebagai
pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
2. Absorbsi
Epitel yang
membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berperan
dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.
3. Lubrikasi
Sebagian
besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga
epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel
yang melapisi vagina.
4. Sekretori
Dalam hal ini
epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar.
Bentuk sel epitel
Sel-sel epitel dalam keadaan
hidup dapat berubah bentuknya untuk mengikuti perubahan permukaan yang
ditutupinya. Kalau permukaannya mengkerut, bentuk sel-sel epitelnya menjadi
lebih tinggi dan sebaliknya kalau permukaannya meluas, bentuk sel-sel akan
lebih rendah. Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :
1. Sel gepeng.
Bentuknya
seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus
permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang
berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya
tampak berbentuk poligonal.
2. Sel kuboid
Sel kuboid
mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur
sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.
3. Sel
silindris
Sel silindris
mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel,
bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal.
Berdasarkan
susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :
1.
Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous
epithelium).
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam
satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3.
Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani,
lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei
pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi
permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.
2.
Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal
epithelium).
Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan
inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus,
diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada
permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius
beberapa kelenjar.
3.
Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).
Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris
sehingga inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini
dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai
anus, vesica fellea, dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa
tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu
dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan
bronchiolus. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga
berfungsi sekresi karena diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan
lendir. Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri
atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel
Piala.
4.
Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos
epithelium).
5.
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel
ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel
yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal
berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel
silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin
mendekati permukaan makin memipih.
Epitel ini
cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika
pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut
bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di
bawah epitel. Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
v Epitel
gepeng berlapis tanpa keratin
Epitel jenis
ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus,
cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.
v Epitel
gepeng berlapis berkeratin
Struktur
jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, tetapi terdapat
perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan yang mati dan
tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut dinamakan
lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada epidermis kulit.
Lapisan-lapisan
sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :
a. Stratum
basale
Merupakan
selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapisan paling bawah.
Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin.
b. Stratum
spinosum
Lapisan ini
terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan
dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri
(spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome.
Adanya desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.
c. Stratum
granulosum
Lapisan ini
terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya
sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh
karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis.
d. Stratum
lucidum
Lapisan ini
terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen.
Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan
mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.
e. Stratum
corneum
Merupakan lapisan
teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi
keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang
dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum
disjunctum.
5. Epitel
silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar
epithelium).
Epitel ini
terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk
silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan
sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang
terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan
oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus
excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari
lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum
molle, laring dan oesophagus dari fetus.
6. Epitel
cuboid berlapis (Epithelium cuboideum complex ).
Merupakan
epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid.
Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus
excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.
7. Epitel
silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris
berlapis semu).
Pada jenis
epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi
sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak
bertingkat atau berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang
pendek dan berfungsi sebagai penyokong.
Epitel jenis
ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran
tinggi, sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat
bersilia. Epitel ini dapat ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan
ductus deferens. Pada trachea sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua
jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) sebagai sel kelenjar.
8. Epitel
transisional (Transisional epithelium ).
Epitel ini
merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi.
Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang
selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih
mulai dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.
Sel-sel paling basal dari epitel tersebut
berbentuk kuboid atau silindris. Sel-sel yang terdapat diatas lapisan basal
terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang kemudian dilanjutkan dengan
sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat
menuju ke arah permukaan. Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel
permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan teratas, bentuk selnya cembung dan
berukuran besar mirip payung tanpa tangkai sehingga dinamakan Sel Payung. Bagian
bawah dari sel payung bentuknya cekung sesuai dengan permukaan bulat dari sel
berbentuk labu. Permukaan sel payung dilengkapi dengan crusta yang dapat
berfungsi untuk melindungi terhadap cairan kemih yang berada dalam rongga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar